Daerah Irigasi Cihea adalah salah satu bangunan irigasi teknis tertua di Indonesia, dibangun oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1879 sampai dengan 1904, dan mulai berfungsi pada tahun 1914. Asal mulanya daerah ini merupakan daerah rawa-rawa yang menjadi sumber malaria, namun dengan berfungsinya irigasi Cihea maka penyakit ini menghilang.
Daerah Irigasi Cihea merupakan daerah pedataran yang terletak di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Haurwangi, dengan luas areal sawah yang terairi mencapai 5.484 hektar. Terdiri atas areal sawah seluas 3.292 hektar yang terairi dari Bendung Cisuru/Cisokan yang berasal dari sumber air sungai Cisokan dengan kapasitas 7.000 liter/detik.
Data Jaringan Irigasi :
1. Bendung : 2 buah
2. Bangunan Bagi : 3 buah
3. Bangunan Bagi/Sadap : 10 buah
4. Bangunan sadap : 101 buah
5. Bangunan Terjun : 96 buah
6. Bangunan ukur : 11 buah
7. Bangunan Talang : 9 buah
8. Bangunan Suplisi : 22 buah
9. Petak Tersier : 146 buah
10.Bangunan Sypon : 3 buah
11. Gorong-gorong : 23 buah
Panjang Saluran
1. Sal. Terowongan : 1,200 km
2. Sal. Induk Cisokan : 20,146 km
3. Sal. Induk Ciranjang : 6,340 km
4. Sal. Sekunder : 29,579 km
5. Sal. Tersier : 10,827 km
6. Sal. Pembuang : 16,420 km
Jalan
1. Jalan Inspeksi : 19,840 km